Selayang Pandang Tentang Islamisasi Sains
Pengantar Amat Singkat
Sejarah telah mencatat tingkah pola manusia dalam kehidupan mereka. Catatan itu tidak saja memuat sketsa ekonomi, politik, militer, sosial, atau budaya, namun sketsa pengetahuan pun menjadi bagian penting dalam sejarah manusia. Pengetahuan secara pelan tapi pasti mencoba menyingkap segala problem manusia melalui para ilmuannya. Kelahiran revolusi industri di Inggris dan revolusi sosial di Perancis dipercaya sebagai kelahiran kembali pengetahuan setelah berdiam dalam kekuasaan gereja.
Kembalinya pengetahuan dalam kancah peradaban manusia tentu membawa dampak yang tidak sederhana. Pengetahuan tidak saja menjadi alat utama dalam menjawab dan menyelesaikan problem-problem manusia, namun pengetahuan secara tidak langsung menumbangkan dominasi agama. Kemudian agama bersama dengan teks suci, ajaran, kebiasaan, maupun orang-orang sucinya tidak lagi menjadi kiblat bagi manusia.
Dalam masa keemasan pengetahuan tersebut banyak bermunculan ilmuan-ilmuan seperti Galileo yang merupakan ahli astronomi, Darwin dengan bukunya The Origin of Species, Freud yang termashur oleh teori psikoanalisisnya, dan masih banyak lagi. Perkembangan pesat pengetahuan membuat masyarakat dunia secara tidak sadar menuhankan pengetahuan. Agama yang telah lama dianut kemudian hanya menjadi pemanis bahkan kadang dianggap sebagai penghambat dalam usaha kemajuan peradaban manusia. Pada akhirnya pertentangan antara pengetahuan dan agama menjadi sesuatu yang sangat mengkhawatirkan dan hal tersebut juga dirasakan oleh para intelektual islam sehingga digagaslah ide pengintegrasian agama dan pengetahuan yang kemudian lebih dekat dengan istilah islamisasi sains.
Islamisasi sains tidak hanya digagas guna memadukan pengetahuan dan agama, namun ia juga merupakan proyek membangun kembali peradaban islam yang runtuh akibat kekalahan islam dalam perang salib III dan kuatnya dominasi intelektual Barat yang menyebabkan stagnansi pemikiran orang-orang islam. Beberapa tokoh yang menggagas revivalisme peradaban islam melalui islamisasi sains antara lain; al-Faruqi, Sardar, al-Attas, dan masih banyak lagi. Dari tokoh-tokoh tersebut, tercetus ide untuk membingkai pengetahuan dalam perspektif islam dan munculah usaha guna mengintegrasikan agama dan pengetahuan. Islamisasi sains diharapkan dapat menghasilkan suatu sistem pengetahuan berbasis islam.
Sebenarnya ide islamisasi sains telah muncul sebagai gerakan kebangkitan islam sejak abad ke-15 Hijriyah dan untuk mendukung proyek tersebut dibentuk lembaga pemikiran islam yang berpusat di Washington DC tepatnya pada tahun 1981. Kemudian pada tahun-tahun berikutnya. Islamisasi sains mulai diperkenalkan secara mendalam kepada masyarakat dunia.
Sejalan dengan berkembangnya ide islamisasi sains, Universitas Islam Negeri khususnya sebagai kepanjangan tangan dari pusat studi islam nasional maupun global berupaya untuk membingkai islamisasi sains dalam rangkain kegiatan akademis sebagaimana telah dituliskan oleh Rektor UIN Malang, Prof.Dr.H.Imam Suprayogo dalam buku Memadu Sains dan Agama, Menuju Universitas Islam Masa Depan (2004:xi) bahwa STAIN (yang sekarang UIN), selama ini tengah mengembangkan beberapa program studi sebagai upaya memajukan kajian islam dan ilmu modern.
0 komentar:
Posting Komentar