Di Rimba Raya Grojogan Sewu
Di satu akhir pekan, saya dan dua sahabat karib memutuskan untuk mengunjungi Solo, satu daerah yang juga kaya akan keragaman peninggalan budaya. Namun, karena bosan melihat barang-barang kuno, kami berinisiatif untuk berwisata alam. Air Terjun Grojogan Sewu menjadi pilihannya.
Air terjun yang sedianya kami kunjungi terletak di kaki Gunung Sewu, Kecamatan Tawangmangu, Kabupaten Karanganyar, Provinsi Jawa Tengah. Cukup jauh dari tempat kami menginap di belakang kampus Universitas Sebelas Maret Solo. Kami gunakan bis besar jurusan Solo-Tawangmangu dari Terminal Tirtonadi Solo dengan tarif sekitar Rp. 7.000. Perjalanan dari Kota Solo sampai di lokasi bisa ditempuh selama sekitar satu setengah hingga dua jam.
Karena kurangnya pengalaman, sampai terminal Tawangmangu kami gunakan angkutan umum menuju lokasi, padahal jaraknya tidak terlalu jauh, hanya sekitar satu kilometer. Dengan tiket seharga Rp. 6.000, kami mulai memasuki area berupa hutan yang memiliki luas 20 Ha. Obyek wisata ini sebenarnya dikelola oleh lembaga Konservasi SDA Bogor.
Meski untuk menuju ke area air terjun, kami harus menuruni jalan setapak berupa ratusan anak tangga curam dan agak licin, namun tidak terasa melelahkan karena pepohonan yang menaungi kami. Rerimbunan pohon itu menciptakan nuansa teduh dan sejuk, ditambahkan dengan suara derasnya air terjun. Tinggi Air terjun Grojogan Sewu mencapai sekitar 81 meter. Curahannya tidak berpusat pada satu titik, namun menyebar ke berbagai penjuru, oleh karenanya air terjun ini dinamakan Grojogan Sewu yang berarti air terjun seribu.
Semakin dekat dengan air terjun, kami dikejutkan dengan kera-kera yang berkeliaran bebas. Awalnya kera-kera itu cukup membuat kami takut, namun untungnya mereka tidak terlalu buas, hanya meminta makanan ringan.
Radius beberapa meter dari lokasi air terjun, semakin terasa kesejukannya. Karena kepalang basah dengan percikan dari curahan air terjun, kami putuskan untuk terus mendekat dengan melewati bongkahan batu-batu besar yang cukup licin. Air di sekitar air terjun terasa sangat dingin namun segar.
Setelah merendam kaki beberapa saat di bawah air terjun, kami mengeringkan baju di badan di salah satu warung yang banyak berjajar di sekitar lokasi. Saya memesan sate ayam dan teh hangat, kedua teman memesan menu lain. Setelah dirasa cukup, kami memulai perjalanan pulang.
Tangga demi tangga yang menanjak harus kami lalui, tapi tidak perlu khawatir kelelahan karena di beberapa sudut belokan tangga, tersedia gazebo (tempat peristirahatan). Seperti kawasan wisata lain, Air Terjun Grojogan Sewu memiliki sejumlah fasilitas, seperti kolam renang, taman bermain anak, dan kios cinderamata.
Perjalanan wisata alam kali ini terasa berkesan, meski jauh dari keramaian.
0 komentar:
Posting Komentar