Click
Judul : Click
Pemain Utama : Adam Sandler, Kate Beckinsale
Sutradara : Frank Coraci
Produser : Barry Benardi, Adam Sandler
Penulis Skenario: Steven Koren, Mak O’keefe, dkk.
Durasi : 01:37:00
Rilis : Jum’at, 29 Spetember 2006
Genre : Komedi Keluarga
Distributor : Sony Pictures
Film drama komedi yang diramu apik dalam film berdurasi 1 jam 37 menit ini mengusung tema sederhana namun menggugah kesadaran tentang fenonema sosial disekitar kita. Meski memadukan unsur imaginatif dalam realitas sosial, namun film yang disutadarai oleh Frank Coraci tersebut tetap relevan dengan kehidupan masyarakat sehari-hari.
Film drama komedi yang diramu apik dalam film berdurasi 1 jam 37 menit ini mengusung tema sederhana namun menggugah kesadaran tentang fenonema sosial disekitar kita. Meski memadukan unsur imaginatif dalam realitas sosial, namun film yang disutadarai oleh Frank Coraci tersebut tetap relevan dengan kehidupan masyarakat sehari-hari.
Film yang tergolong baru karena baru dirilis pada akhir Spetember 2006 ini mengangkat permasalahan yang dihadapi sebuah keluarga muda, keluarga Michael (Adam Sandler), (Kate Beckinsale), dan kedua anaknya. Karena obsesi sang kepala keluarga untuk mengejar karinya sebagai arsitektur, dia kehilangan komunikasinya dengan keluarga. Dia menjadi workaholik yang hampir tidak mempunyai waktu untuk keluarga.
Komplikasi permasalahan muncul ketika Michael mendapatkan remote universal dari seorang ilmuan. Dibagian inilah fitur-fitur imaginasi tampak. Remote tersebut mampu memutar kejadian yang telah lampau dan mempercepat sebuah peristiwa. Sebagaimana remote kontrol televisi yang berfungsi untuk memperlambat, mempercepat, mengecilkan dan membesarkan suara, serta mengubah tampilan fisik. Remote Micahel pun memiliki fungsi yang sama.
Sepintas remote ini memudahkan Michael dalam menjalani kehidupan sehari-hari. Dia bisa menghindari peristiwa-peristiwa yang tidak ia sukai, seperti gonggongan Sundance (anjing peliharaannya) dan omelan istrinya dengan mengecilkan volume suara keduanya. Michael juga mampu memanipulasi peristiwa-peristiwa terkait dengan perjalanan karirnya, sehingga dia tidak perlu menunggu lama untuk dipromosikan sebagai arsitek tetap di sebuah firma yang dipimpin David Hasselhoff, selain itu dia bisa memotong atau mempercepat setiap kejadian yang tidak diinginkannya. Akan tetapi, kemudahan-kemudahan yang ditawarkan remote kontrol ini kemudian mengubah seluruh hidupnya, karena satu peristiwa yang dipercepat secara otomatis akan mempercepat dengan sendirinya, sehingga begitu banyak rangkaian peristiwa dalam kehidupan keluarganya yang terlewati begitu saja. Meski akhirnya Michael merasakan puncak kejayaan yaitu menjadi arsitek terkenal dan kaya, dia kehilangan momen perkembangan anak-anaknya, perceraian dengan istrinya, kematian ayahnya, bahkan dia tidak mengetahui detil alur kehidupan keluarganya. Inilah klimaks cerita bergenre komedi keluarga ini. Pada akhirnya, Michael yang diperankan oleh Adam Sandler yang juga menjadi produser ”Click” menyesal telah menjual setiap detil perjalanan keluarganya demi sebuah kesenangan sesaat. Susah payah membangun keluarga sebelum dia memiliki remote lebih dia pilih daripada melewatkan hampir seluruh bagian hidupnya. Akan tetapi semuanya terlambat, karena dalam perjanjian awal telah terjadi kesepakatan bahwa remote tersebut tidak dapat dikembalikan atau dimusnahkan.
Steven Koren, Mark O'Keefe, Tim Herlihy sebagai tim penulis menyajikan ending yang sangat menarik karena semua kejadian yang dialami Michael dan akhir kehidupannya yang menyedihkan tadi hanyalah mimpi.
Film yang didistribusikan oleh Sony Pictures tersebut mengandung pesan yang cukup dalam bagi para workaholik khususnya yang hidupnya selalu diprioritaskan bagi profesionalisme kerja yang sesungguhnya semu. Pada akhirnya setiap manusia membutuhkan nuansa lain dalan kehidupannya yaitu kehangatan dan kebersamaan keluarga. Film ini sangat pantas dijadikan tontonan keluarga atas dedikasinya dalam memberi kesadaran bagi kita yang selalu berorietansi pada hasil (product oriented) dan bukan pada orientasi proses dalam segala hal. Inilah kunci mengapa manusia gagal dalam membangun kehidupan yang lebih baik, karena dia berpikir pada hasil akhir sehingga melupakan proses. Selamat berpikir.
0 komentar:
Posting Komentar