Kamis, 30 Juli 2009

August Rush


Keramaian dunia perfilman tahun 2007 bertambah semarak dengan dirilisnya August Rush. Film yang disebut-sebut reduplikasi dari Oliver Twist nya Charles Dickens tersebut digadang-gadang mendapatkan penghargaan di ajang Academy Award. Fil arahan sutradara Kirsten Sheridan bersama penulis skenario, Paul Castro, Nick Castle, and James V. Hart ini dirilis 21 November 2007.
Film ini berkisah tentang perjalanan hidup seorang anak, Evan Taylor yang diperankan dengan sangat apik oleh Freddie Highmore. Ia tumbuh di satu rumah singgah dan menyimpan keistimewaan mampu mendengar musik lewat perantara alam, sinar, angin, udara, dan lainnya. Kemampuannya tersebut memberinya keyakinan bahwa kedua orang tuanya pasti masih hidup dan sedang berjuang menemukannya.



Perjalanan hidup membawanya bertemu Richard Jeffries (Terrence Howard), seorang pekerja sosial di Departemen Layanan Anak Kota New York yang berniat mengadopsinya setelah melihat kemampuan Evan dalam bermusik.
Cerita dikemas dengan sentuhan alur balik. Berawal dari bertemunya Lyla Novacek, (Keri Russell), seorang pemain celo terkenal dan Louis Connelly (Jonathan Rhys Meyers), gitaris dan vokalis band dari Irlandia di sebuah pesta. Meski tidak ada niat untuk mendekati satu sama lain sebelumnya, namun hubungan singkat terjadi antara keduanya malam itu.
Tanpa diduga, kebersamaan singkat tersebut menyebabkan Lyla hamil. Kehamilan yang sama sekali tidak diinginkan oleh ayah Lyla itu membuatnya kehilangan bayi di kemudian hari. Tanpa persetujuan, ayah Lyla menyerahkan bayi Evan ke panti asuhan untuk diadopsi.
Selama hidupnya, keyakinan Evan bahwa kesungguhannya mempelajari musik akan mempertemukannya dengan orang tua terus ada. Keyakinan itu membawa Evan kabur ke New York dan bertemu Aurthur dan teman-temannya, anak-anak pengamen jalanan hingga ia sendiri dipekerjakan bersama mereka. Kepandaian bermusik Evan yang luar biasa membuat Maxwell Wallace atau "Wizard" (Robin Williams), pria yang menampung anak-anak jalan tersebut menjulukinya "August Rush". Akibat terkena razia polisi, justru keberuntungan yang ia dapatkan karena ditampung di rumah singgah milik gereja hingga memberinya pendidikan musik di the Juilliard School. Evan dijadwalkan tampil di the New York Philharmonic in Central Park. Namun sayang sekali, tipu muslihat Wizard membuatnya harus sekali lagi turun ke jalan. Pada satu kesempatan mengamen di Washington Square Park, Evan and Louis yang notabene adalah bapaknya sempat bermain musik bersama, meski mereka tidak menyadari status itu satu sama lain.
Film berdurasi 113 menit ini memulai resolusi cerita saat Lyla mengetahui fakta mengenai bayinya yang ternyata masih hidup. Fakta ini membawanya ke New York untuk menemukan anaknya setelah terpisah 12 tahun yang lalu. Pada saat yang sama, Louis menggelar konser di kota yang sama. Pada malam konser, Evan berhasil kabur lagi dari Wizard dan bermain di konser tersebut. Pada bagian penutup, film yang mengambil Brooklyn Heights di Brooklyn, New York City di New York sebagai tempat syuting tersebut menyuguhkan adegan yang sangat dramatis, saat ketiga pemeran utama bertemu setelah sekian lama saling mencari.
Akting Freddie Highmore sebagai Evan Taylor atau August Rush memang sangat memukau hingga mengantarkannya meraih 2008 Won Saturn Award Best Performance by a Younger Actor. Paduan akting antara Keri Russell, Jonathan Rhys Meyers, Freddie Highmore yang sangat natural juga berbuah manis dengan meraih Best Family Feature Film (Comedy or Drama).
Penghargaan lain datang berkat sentuhan musik yang apik oleh Mark Mancina hingga dinominasikan meraih Academy Award for Best Original Song (Raise It Up). Mark Mancina menghabiskan 18 bulan membuat komposisi soundtract tersebut. Dalam sebuah pernyataan, Mancina menuturkan bahwa tema musik dibuat terlebih dahulu sehingga komposisi lagunya berisi potongan cerita kehidupan August. Ia juga beranggapan bahwa titik tolak cerita film ini adalah bagaimana kita merespon dan berhubungan melalui musik.
Respon berbeda datang dari berbagai kritikus. Dalam sebuah kolom di USA Today, Claudia Puig berpendapat bahwa tidak semua orang dapat menikmati cerita August Rush, namun jika mereka menyatukan diri dengan alunan iramanya maka tak akan ada masalah. Dalam pendapat yang berbeda, Pam Grady dari San Francisco Chronicle menilai film ini sebagai tontonan yang konyol dengan cerita yang menggelikan.
Terlepas dari pendapat miring para kritikus diatas, film yang diproduksi oleh Warner Bros Picture dan diproduseri oleh Richard Barton Lewis ini tetap dapat dijadikan menu utama untuk dinikmati di akhir pekan. Meski untuk menontonnya dibutuhkan konsentrasi karena rangkaian alurnya yang tidak searah.

0 komentar:

Posting Komentar

Tentang Blog ini

Blog ini lahir karena motivasi penulis untuk mengabadikan beragam dokumentasi pribadi, baik berupa tulisan maupun gambar. Pengalaman pendidikan penulis di bidang bahasa dan budaya memberikan warna tersendiri dalam pemilihan tema, koleksi tautan, dan topikalisasi tulisan. Selamat Membaca dan Turut Memberi Warna

  © Blogger template Starry by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP