Selasa, 10 Maret 2009

untukmu, lelakiku

Lelakiku,
Dipenghujung waktu
Ku lipat bongkahan deru dada
Demi sebuah nama
Cita

Lelakiku,
Tak ada yang tahu
Ku merindu
Hidup berdua tanpa henti
Melaju mengitari putaran waktu
Namun, tak terengkuh kah?

Lelakiku,
Hidup terlampau lunak untuk
Ku tebak
Masa terlalu sulit
Untuk ku henti
Demi sebuah kata cita

Lelakiku,
Mencinta ku dalam lorong gelap
Tanpa mata, tanpa telinga
Membayang masa yang bergulir
Ke pelabuhan berazas cita

Lelakiku,
Aku mencintaimu,
Tanpa pamrihku

Tapi
Lelakiku,
Hidup terlampau dangkal tuk
Sepenggal kata maaf
Atas lebih kebermaknaan citaku daripada
dirimu

Buduran, 11 Agustus 2006/ 1.08

0 komentar:

Posting Komentar

Tentang Blog ini

Blog ini lahir karena motivasi penulis untuk mengabadikan beragam dokumentasi pribadi, baik berupa tulisan maupun gambar. Pengalaman pendidikan penulis di bidang bahasa dan budaya memberikan warna tersendiri dalam pemilihan tema, koleksi tautan, dan topikalisasi tulisan. Selamat Membaca dan Turut Memberi Warna

  © Blogger template Starry by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP